Sahabat Pusdik - Unsur perpeloncohan dan kekerasan nyatanya tidak hanya terjadi di selama masa orientasi peserta baru, tetapi bisa terjadi saat kegiatan penerimaan anggota baru pada unit organisasi. (29/7/2023)
Perpeloncoan (Hazing) merupakan praktik ritual dan aktivitas lain yang melibatkan pelecehan, penyiksaan, atau penghinaan saat proses penyambutan seseorang ke dalam suatu kelompok. Perploncoan marak di beberapa tingkat dan atau institusi pendidikan Indonesia. Senior memperlakukan juniornya dengan sewenang-wenang, dari membentak dan mencaci, menyuruh untuk memakai atribut konyol-memalukan, membawakan makanan dan barang-barang sesuai teka-teki yang diberikan seniornya, bahkan sampai pada kekerasan fisik.
Pada zaman Yunani perpeloncoan dikenal dengan istilah pennalisme atau sistem penindasan ringan dan siksaan yang dipraktikan pada siswa tahun pertama, hal itu dimulai dengan pendirian sekolahnya Plato pada tahun 387 SM, dan berlangsung sampai abad pertengahan.
Aktivitas seperti memaksa, mempermalukan, dan menyiksa anggota yang baru bergabung ini bertujuan membuat mereka menerima dan mengakui bahwa mereka lebih rendah, tidak tahu apa-apa dan pasif dibandingkan senior mereka yang sudah lama, seolah berpengalaman dan mengetahui berbagai hal, seakan-akan hal itu memberikan keistimewaan ke senior untuk semena-mena ke juniornya, dan junior diwajibkan mematuhi dan menerimanya.
Di negara-negara Asia Selatan seperti: India, Pakistan, Bangladesh, dan Sri langka perpeloncoan dikenal dengan istilah ragging.
Praktik perploncoan bukan hanya dilakukan dalam penerimaan mahasiswa baru tapi kerapkali dilakukan saat merekrut anggota suatu komunitas, organisasi, atau klub-klub seni dan olah raga, kegiatan tersebut dianggap sebagai bentuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan ketika ingin masuk ke suatu kelompok tertentu, dengan keyakinan semakin berat siksaan atau penderitaan yang diberikan maka akan semakin kuat rasa persaudaraan antar anggota kelompok.
Ada yang beda dan special dari pada yang lain di Pusdiklatcab Indramayu di saat melakukan penerimaan anggota baru dengan perpeloncohan yang humanis dimana anggota baru eks KPD dan KPL di minta untuk memberi sepata kata suka cita pada saat melakukan kursus dan dilanjut melakukan proses pengadministrasian anggota dengan menyerahkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai tidak lanjut dalam penyelesaian Naratamanya.
Dan kesempatan itu juga, diantara salah satu peserta kursus eks KPD Mamah Eti Rukmiati berkesempatan mengajak semua para eks kursus KPD dan KPL untuk merayakan syukuran atas purna baktinya di rumah makan Panorama Desa Tambak Kabupaten Indramayu.
Dari pantauan Sabahat Pusdik, sangat terlihat jelas rasa keharmonisan, kekeluargaan dan kebersamaan yang utuh di balut dengan senyum tawa yang ceria disaat duduk bersama dalam suasana yang menyenangkan, dan menghilangkan kesan rasa mengerikan dalam perpeloncohan.
Ungkap Ka Hamida selaku Kapusdik berpesan " menghimbau kepada seluruh personil baik Corp Pelatih dan Pengurus Pusdiklatcab Indramayu agar meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas, kedepannya anggota yang rajin dengan tidak rajin ada perbedaan, yang rajin akan di berikan penghargaan, dan dalam meningkatkan pelayanan, ka hamidah menyampaikan bahwa kedepan akan di buat sistem online untuk membantu pelayanan kepada anggota pramuka dalam Data Jenjang Kepramukaan."